Langsung ke konten utama

Langkah-langkah mengatasi Windows menampilkan error No Bootable Device

Langkah-langkah mengatasi Windows menampilkan error No Bootable Device - Featured Image

Langkah-Langkah Mengatasi Windows Menampilkan Error No Bootable Device

Pernahkah kamu mengalami momen horor saat menyalakan komputer, tapi yang muncul malah pesan "No Bootable Device"? Rasanya panik banget kan? Nah, jangan langsung buru-buru bawa ke tukang servis! Masalah ini sebenarnya cukup umum dan seringkali bisa diatasi sendiri di rumah. Artikel ini akan memandu kamu langkah demi langkah untuk mengatasi masalah "No Bootable Device" di Windows, dari penyebab paling umum hingga solusi paling efektif. Penting banget buat dipahami, karena error ini bisa bikin data-data pentingmu nggak bisa diakses. Yuk, simak sampai selesai!

Pengenalan Masalah

Pernah nggak sih lagi asik-asikan kerja atau main game, tiba-tiba komputermu mati mendadak? Terus pas dinyalain lagi, bukannya masuk Windows malah muncul tulisan "No Bootable Device" atau "Boot Device Not Found"? Pasti bikin frustrasi banget, kan? Masalah ini memang sering kejadian dan bisa menimpa siapa aja, baik pengguna laptop maupun PC.

"No Bootable Device" itu artinya, komputer kamu nggak bisa nemuin sistem operasi (Windows) yang seharusnya ada di hard disk atau SSD. Komputer bingung mau loading apa karena nggak ada boot loader yang ketemu. Gejala umumnya jelas: layar hitam dengan pesan error tersebut. Kadang, ada juga yang layarnya cuma kedip-kedip atau stuck di logo BIOS.

Dampak negatifnya? Jelas, kamu nggak bisa pakai komputer! Semua pekerjaan tertunda, hiburan terhenti, dan yang paling parah, kamu mungkin khawatir data-datamu hilang. Masalah ini sering muncul setelah update Windows gagal, instalasi software yang nggak bener, atau bahkan karena kerusakan fisik pada hard drive. Bayangin aja lagi ngerjain skripsi, terus tiba-tiba error kayak gini... ambyar!

Penyebab Utama

Ada beberapa biang keladi yang sering jadi penyebab munculnya error "No Bootable Device":

1. Urutan Boot yang Salah di BIOS/UEFI

BIOS (Basic Input/Output System) atau UEFI (Unified Extensible Firmware Interface) adalah sistem dasar yang pertama kali dijalankan komputer saat dinyalakan. Salah satu tugasnya adalah menentukan urutan perangkat mana yang akan dicari sistem operasi (Windows). Kalau urutan boot (boot order) salah, misalnya komputer malah nyari di USB atau network, ya jelas nggak ketemu Windows-nya!

Secara teknis, BIOS/UEFI menyimpan daftar prioritas perangkat yang bisa digunakan untuk booting. Jika hard drive atau SSD yang berisi Windows tidak berada di urutan pertama, komputer akan mencoba boot dari perangkat lain terlebih dahulu. Seringkali, masalah ini terjadi setelah kita mencoba booting dari USB untuk instal ulang Windows atau recovery. Kalau lupa diubah lagi urutannya, ya jadinya error "No Bootable Device". Saya pernah menangani kasus serupa pada laptop gaming yang baru saja selesai instal ulang Windows. Ternyata, urutan booting-nya masih mengarah ke USB, bukan ke SSD tempat Windows diinstal. Solusinya? Masuk ke BIOS, ubah urutan boot, dan masalah selesai!

2. Kerusakan Hard Drive atau SSD

Ini adalah penyebab yang paling menakutkan. Hard drive atau SSD yang rusak bisa bikin komputer nggak bisa baca data, termasuk boot loader Windows. Kerusakan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari usia pakai, benturan fisik, hingga masalah kelistrikan.

Secara teknis, hard drive menggunakan piringan magnetik untuk menyimpan data, sedangkan SSD menggunakan chip memori flash. Kedua teknologi ini rentan terhadap kerusakan. Hard drive lebih rentan terhadap kerusakan fisik karena ada komponen bergerak, sedangkan SSD lebih rentan terhadap kerusakan karena batasan jumlah siklus tulis/hapus. Kalau muncul bunyi aneh dari hard drive (misalnya bunyi klik-klik), kemungkinan besar memang ada kerusakan fisik. Atau, kalau SSD sudah berumur dan sering digunakan untuk menyimpan data berukuran besar, bisa jadi chip memorinya sudah mulai aus.

3. Kerusakan atau Konfigurasi Kabel yang Salah

Seringkali masalah sepele kayak kabel SATA (Serial ATA) yang kendor atau rusak bisa bikin komputer nggak bisa mendeteksi hard drive atau SSD. Kabel SATA ini menghubungkan hard drive atau SSD ke motherboard. Kalau koneksinya nggak bener, ya komputer nggak bisa baca data dari drive tersebut.

Secara teknis, kabel SATA berfungsi untuk mentransmisikan data antara hard drive/SSD dan motherboard. Kalau kabelnya kendor, pin-pin konektornya kotor, atau ada kerusakan fisik pada kabel, transfer data bisa terganggu atau bahkan terputus sama sekali. Akibatnya, komputer nggak bisa mendeteksi hard drive/SSD, dan muncul deh error "No Bootable Device". Saya pernah menemukan kasus dimana kabel SATA yang digunakan sudah sangat tua dan rapuh. Setelah diganti dengan kabel baru, masalah langsung teratasi.

4. File Boot Loader yang Corrupt atau Hilang

Boot loader adalah program kecil yang bertugas untuk memuat sistem operasi Windows saat komputer dinyalakan. Kalau file boot loader ini rusak (corrupt) atau hilang, Windows nggak bisa di-load*, dan muncul pesan error "No Bootable Device".

Secara teknis, boot loader terletak di bagian awal hard drive/SSD dan berisi instruksi tentang bagaimana cara memuat kernel Windows. File boot loader bisa rusak karena berbagai faktor, seperti infeksi virus, update Windows yang gagal, atau kesalahan saat mengedit konfigurasi boot. Kalau file boot loader hilang, misalnya karena terhapus secara tidak sengaja, komputer nggak akan tahu bagaimana cara memuat Windows. Ini seperti nyari kunci rumah tapi kuncinya nggak ada.

Diagnosis Masalah

Sebelum panik dan langsung format ulang, ada beberapa cara untuk mendiagnosis masalah "No Bootable Device":

1. Periksa Urutan Boot di BIOS/UEFI

Ini langkah pertama yang paling penting. Masuk ke BIOS/UEFI (biasanya dengan menekan tombol Del, F2, F12, atau Esc saat komputer dinyalakan – tergantung merek motherboard-nya) dan periksa urutan boot. Pastikan hard drive atau SSD yang berisi Windows berada di urutan pertama. Ubah urutan boot jika perlu, lalu simpan perubahan dan restart komputer.

2. Periksa Kondisi Hard Drive/SSD di BIOS/UEFI

Di BIOS/UEFI, coba cari menu yang menampilkan informasi tentang hard drive/SSD. Pastikan hard drive/SSD kamu terdeteksi di sana. Kalau nggak terdeteksi, kemungkinan besar ada masalah dengan koneksi kabel atau kerusakan fisik pada drive. Coba cabut dan pasang kembali kabel SATA, atau coba ganti dengan kabel lain.

3. Jalankan Diagnostic Tool dari BIOS/UEFI

Beberapa BIOS/UEFI dilengkapi dengan diagnostic tool yang bisa digunakan untuk memeriksa kondisi hard drive/SSD. Coba jalankan tool ini untuk melihat apakah ada error atau peringatan tentang hard drive/SSD kamu.

4. Gunakan Windows Installation Media untuk Boot

Jika kamu punya DVD atau USB berisi file instalasi Windows, coba boot dari sana. Setelah masuk ke setup Windows, pilih opsi "Repair your computer" atau "Troubleshoot". Dari sana, kamu bisa mencoba memperbaiki boot loader atau menjalankan system restore.

5. Periksa dengan Software Diagnostic dari USB Bootable

Ada banyak software diagnostic hard drive yang bisa di boot dari USB. Software seperti HD Tune atau CrystalDiskInfo dapat memberikan informasi detail tentang kondisi hard drive atau SSD Anda. Coba buat bootable USB menggunakan software tersebut, lalu boot komputer Anda dari USB. Jalankan software diagnostic untuk memeriksa apakah hard drive atau SSD Anda mengalami masalah.

Tanda-tanda peringatan yang menunjukkan masalah serius adalah: hard drive nggak terdeteksi di BIOS/UEFI, muncul bunyi aneh dari hard drive, hasil diagnostic tool menunjukkan banyak error, atau komputer sering crash atau blue screen. Kalau kamu mengalami tanda-tanda ini, sebaiknya segera bawa komputer ke teknisi profesional.

Solusi Cepat

Berikut beberapa solusi cepat yang bisa kamu coba untuk mengatasi error "No Bootable Device" sementara:

1. Restart Komputer

Kadang, masalah "No Bootable Device" bisa disebabkan oleh glitch sementara pada sistem. Coba restart komputer. Siapa tahu, dengan restart, komputer bisa mendeteksi hard drive/SSD dengan benar. Ini seperti lagi ngantuk berat, terus cuci muka, langsung seger lagi.

2. Periksa Kabel SATA

Pastikan kabel SATA terpasang dengan benar di hard drive/SSD dan motherboard. Coba cabut dan pasang kembali kabel SATA. Kalau ada kabel SATA cadangan, coba ganti kabelnya. Kabel yang kendor atau rusak bisa jadi penyebab masalah ini.

3. Reset BIOS/UEFI ke Default

Masuk ke BIOS/UEFI dan cari opsi "Load Default Settings" atau "Reset to Default". Opsi ini akan mengembalikan konfigurasi BIOS/UEFI ke pengaturan pabrik. Kadang, konfigurasi BIOS/UEFI yang salah bisa menyebabkan error "No Bootable Device".

Peringatan: Perbaikan cepat ini mungkin tidak menyelesaikan masalah secara permanen. Jika masalah masih muncul setelah melakukan langkah-langkah di atas, kemungkinan besar ada masalah yang lebih serius dengan hard drive/SSD* kamu.

Langkah-Langkah Penyelesaian

Berikut panduan langkah demi langkah untuk menyelesaikan masalah "No Bootable Device":

Langkah 1: Masuk ke BIOS/UEFI.*

Nyalakan komputer dan tekan tombol yang sesuai untuk masuk ke BIOS/UEFI (Del, F2, F12, atau Esc).

Langkah 2: Periksa Urutan Boot.*

Cari menu "Boot" atau "Boot Order" dan pastikan hard drive/SSD yang berisi Windows berada di urutan pertama.

Langkah 3: Ubah Urutan Boot (Jika Perlu).*

Gunakan tombol panah atau tombol + dan - untuk mengubah urutan boot. Pastikan hard drive/SSD yang berisi Windows berada di urutan pertama.

Langkah 4: Simpan Perubahan dan Keluar.*

Tekan tombol yang sesuai (biasanya F10) untuk menyimpan perubahan dan keluar dari BIOS/UEFI.

Langkah 5: Restart Komputer.*

Komputer akan restart dan mencoba boot dari hard drive/SSD yang kamu pilih.

Langkah 6: Jika Masih Error, Gunakan Windows Installation Media.*

Boot komputer dari DVD atau USB berisi file* instalasi Windows.

Langkah 7: Pilih "Repair your computer" atau "Troubleshoot".*

Setelah masuk ke setup Windows, pilih opsi "Repair your computer" atau "Troubleshoot".

Langkah 8: Pilih "Startup Repair".*

Dari menu troubleshoot, pilih opsi "Startup Repair". Windows akan mencoba memperbaiki masalah boot loader secara otomatis.

Langkah 9: Jika "Startup Repair" Gagal, Coba "System Restore".*

Jika "Startup Repair" gagal, coba pilih opsi "System Restore". Pilih titik restore terakhir sebelum masalah muncul.

Langkah 10: Jika Masih Gagal, Coba "Command Prompt".*

Dari menu troubleshoot, pilih opsi "Command Prompt". Ketik perintah `bootrec /fixmbr`, lalu tekan Enter. Ketik lagi `bootrec /fixboot`, lalu tekan Enter. Terakhir, ketik `bootrec /rebuildbcd`, lalu tekan Enter. Perintah-perintah ini akan memperbaiki boot loader Windows secara manual.

(Screenshot ilustrasi menu BIOS/UEFI dan Windows Recovery Environment akan sangat membantu di sini.)*

Alat yang diperlukan: Obeng (untuk membuka casing komputer), kabel SATA (jika perlu diganti), DVD atau USB berisi file* instalasi Windows.

Solusi Alternatif

Jika solusi di atas tidak berhasil, berikut beberapa pendekatan alternatif:

1. Instal Ulang Windows

Ini adalah solusi terakhir jika semua cara lain gagal. Instal ulang Windows akan menghapus semua data di hard drive/SSD, jadi pastikan kamu sudah mem-backup data-data penting terlebih dahulu. Setelah instal ulang, komputer akan kembali seperti baru.

Petunjuk detail: Boot komputer dari DVD atau USB berisi file* instalasi Windows. Ikuti petunjuk di layar untuk menginstal Windows. Pastikan kamu memilih partisi yang benar saat menginstal Windows.

2. Ganti Hard Drive/SSD

Jika kamu yakin hard drive/SSD kamu rusak, ganti dengan hard drive/SSD baru. Setelah diganti, kamu perlu menginstal Windows lagi.

Petunjuk detail: Buka casing komputer dan lepaskan hard drive/SSD yang rusak. Pasang hard drive/SSD baru. Boot komputer dari DVD atau USB berisi file* instalasi Windows. Ikuti petunjuk di layar untuk menginstal Windows.

Solusi alternatif ini paling tepat digunakan jika kamu sudah mencoba semua cara lain dan masalah "No Bootable Device" masih muncul. Jika masalahnya memang ada pada hard drive/SSD yang rusak, menggantinya adalah satu-satunya solusi.

Tips Pencegahan

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa tips pencegahan untuk menghindari mengalami error "No Bootable Device" di masa depan:

1. Jaga Suhu Komputer Tetap Stabil

Panas berlebih bisa merusak komponen komputer, termasuk hard drive/SSD. Pastikan sistem pendingin komputer berfungsi dengan baik. Bersihkan debu secara rutin dari kipas dan heatsink. Hindari menggunakan laptop di atas kasur atau permukaan yang lembut, karena bisa menghalangi sirkulasi udara.

2. Lakukan Backup Data Secara Rutin

Backup data adalah langkah penting untuk melindungi data-datamu dari kehilangan. Backup data secara rutin ke hard drive eksternal, cloud storage*, atau media penyimpanan lainnya.

3. Hindari Mematikan Komputer Secara Paksa

Mematikan komputer secara paksa (misalnya dengan mencabut kabel listrik) bisa merusak file sistem Windows. Selalu matikan komputer dengan benar melalui menu shutdown.

4. Gunakan Software Anti-Virus yang Terpercaya

Virus dan malware bisa merusak file boot loader dan menyebabkan error "No Bootable Device". Gunakan software anti-virus yang terpercaya dan selalu update ke versi terbaru.

5. Periksa Kondisi Hard Drive/SSD Secara Berkala

Gunakan software diagnostic hard drive/SSD (seperti HD Tune atau CrystalDiskInfo) untuk memeriksa kondisi hard drive/SSD kamu secara berkala. Deteksi dini masalah pada hard drive/SSD bisa membantu mencegah kerusakan yang lebih parah.

Alat yang direkomendasikan: Software anti-virus (seperti Avast, Bitdefender, atau Kaspersky), software diagnostic hard drive/SSD (seperti HD Tune atau CrystalDiskInfo), hard drive eksternal atau cloud storage untuk backup* data.

Kasus Khusus

Ada beberapa kasus khusus di mana solusi standar mungkin tidak berhasil:

1. Sistem Operasi Ganda (Dual Boot)

Jika kamu menggunakan sistem operasi ganda (misalnya Windows dan Linux), masalah "No Bootable Device" bisa lebih kompleks. Boot loader untuk kedua sistem operasi bisa saling bertabrakan.

Panduan pemecahan masalah: Gunakan boot manager seperti GRUB untuk mengatur urutan boot sistem operasi. Jika salah satu sistem operasi rusak, kamu mungkin perlu memperbaiki boot loader*-nya secara manual.

2. RAID Configuration

Jika kamu menggunakan konfigurasi RAID (Redundant Array of Independent Disks), masalah "No Bootable Device" bisa disebabkan oleh kerusakan pada salah satu hard drive atau kesalahan konfigurasi RAID.

Panduan pemecahan masalah: Periksa kondisi setiap hard drive dalam konfigurasi RAID. Pastikan konfigurasi RAID sudah benar. Jika salah satu hard drive* rusak, kamu mungkin perlu menggantinya dan membangun ulang array RAID.

3. Laptop dengan SSD NVMe

Beberapa laptop modern menggunakan SSD NVMe (Non-Volatile Memory express), yang menggunakan interface yang berbeda dengan hard drive SATA atau SSD SATA. Masalah "No Bootable Device" pada laptop dengan SSD NVMe bisa disebabkan oleh driver yang tidak kompatibel atau masalah dengan firmware SSD.

Panduan pemecahan masalah: Pastikan driver SSD NVMe sudah terinstal dengan benar. Update firmware SSD ke versi terbaru. Coba boot dari USB berisi file instalasi Windows dan gunakan command prompt untuk memperbaiki boot loader*.

Pertanyaan Umum

1. Kenapa komputer saya tiba-tiba muncul pesan "No Bootable Device"?*

Pesan "No Bootable Device" muncul karena komputer tidak dapat menemukan sistem operasi (Windows) untuk dijalankan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti urutan boot yang salah, kerusakan hard drive/SSD, file boot loader yang rusak, atau masalah koneksi kabel.

2. Apakah data saya akan hilang jika muncul pesan "No Bootable Device"?*

Tidak selalu. Jika masalahnya hanya pada boot loader atau urutan boot, data kamu mungkin masih aman. Namun, jika hard drive/SSD kamu rusak, ada kemungkinan data kamu hilang. Sebaiknya coba backup data kamu terlebih dahulu sebelum melakukan perbaikan yang lebih lanjut.

3. Bagaimana cara mem-backup data jika komputer tidak bisa boot?*

Kamu bisa menggunakan live CD atau USB berisi sistem operasi Linux. Boot komputer dari live CD/USB, lalu salin data kamu ke hard drive eksternal atau media penyimpanan lainnya.

4. Apakah saya bisa memperbaiki sendiri masalah "No Bootable Device"?*

Tergantung pada penyebab masalahnya. Jika masalahnya hanya pada urutan boot yang salah atau file boot loader yang rusak, kamu mungkin bisa memperbaikinya sendiri dengan mengikuti panduan di artikel ini. Namun, jika hard drive/SSD kamu rusak, sebaiknya bawa komputer ke teknisi profesional.

5. Berapa biaya perbaikan masalah "No Bootable Device"?*

Biaya perbaikan bervariasi tergantung pada penyebab masalah dan lokasi perbaikan. Jika masalahnya hanya pada boot loader, biaya perbaikan mungkin relatif murah. Namun, jika kamu perlu mengganti hard drive/SSD, biaya perbaikan bisa lebih mahal.

6. Apakah ada cara untuk mencegah masalah "No Bootable Device"?*

Ada beberapa cara untuk mencegah masalah "No Bootable Device", seperti menjaga suhu komputer tetap stabil, melakukan backup data secara rutin, menghindari mematikan komputer secara paksa, menggunakan software anti-virus yang terpercaya, dan memeriksa kondisi hard drive/SSD secara berkala.

Kapan Menghubungi Teknisi

Ada beberapa tanda yang menunjukkan kapan masalah "No Bootable Device" memerlukan bantuan profesional:

1. Hard Drive/SSD Tidak Terdeteksi di BIOS/UEFI

Jika hard drive/SSD kamu tidak terdeteksi di BIOS/UEFI, kemungkinan besar ada masalah dengan koneksi kabel atau kerusakan fisik pada drive.

2. Muncul Bunyi Aneh dari Hard Drive

Jika kamu mendengar bunyi aneh dari hard drive (misalnya bunyi klik-klik), kemungkinan besar ada kerusakan fisik pada drive.

3. Hasil Diagnostic Tool Menunjukkan Banyak Error

Jika hasil diagnostic tool hard drive/SSD menunjukkan banyak error atau peringatan, sebaiknya bawa komputer ke teknisi profesional.

Sebelum menghubungi dukungan teknis, siapkan informasi berikut: merek dan model komputer, sistem operasi yang digunakan, gejala yang dialami, dan langkah-langkah yang sudah kamu coba untuk memperbaiki masalah. Cari teknisi komputer yang memiliki reputasi baik dan pengalaman dalam menangani masalah hard drive/SSD.

Rekomendasi Software/Tools

Berikut beberapa software atau tools yang dapat membantu mengatasi masalah "No Bootable Device":

1. Windows Installation Media

DVD atau USB berisi file instalasi Windows dapat digunakan untuk memperbaiki boot loader* atau menginstal ulang Windows.

2. HD Tune

Software diagnostic hard drive/SSD gratis yang dapat digunakan untuk memeriksa kondisi hard drive/SSD*.

3. CrystalDiskInfo

Software diagnostic hard drive/SSD gratis yang dapat digunakan untuk memantau suhu dan kesehatan hard drive/SSD*.

4. EaseUS Todo Backup

Software backup data berbayar yang dapat digunakan untuk mem-backup data dan membuat disk recovery*.

5. Macrium Reflect

Software backup data berbayar yang dapat digunakan untuk mem-backup data dan membuat disk recovery*.

Tips Ahli

Berikut beberapa tips dari pakar IT tentang cara menangani "No Bootable Device" dengan efektif:

1. Periksa Apakah Ada Perubahan Hardware Baru

Seringkali, error "No Bootable Device" muncul setelah kita memasang hardware baru, seperti hard drive atau memory. Pastikan hardware baru tersebut kompatibel dengan komputer kamu dan terpasang dengan benar.

2. Perhatikan Kode Error Tambahan

Selain pesan "No Bootable Device", kadang ada kode error tambahan yang bisa memberikan petunjuk tentang penyebab masalah. Cari kode error tersebut di internet untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

3. Gunakan Live CD/USB Linux untuk Memeriksa Hard Drive

Live CD/USB Linux memiliki tool diagnostic yang lebih lengkap daripada Windows. Gunakan Live CD/USB Linux untuk memeriksa kondisi hard drive/SSD* kamu secara lebih detail.

4. Konsultasi dengan Forum Komunitas Online

Ada banyak forum komunitas online yang membahas masalah komputer. Coba posting masalah kamu di forum-forum tersebut. Siapa tahu ada anggota forum yang pernah mengalami masalah serupa dan bisa memberikan solusi.

Tips ini efektif karena berdasarkan pengalaman profesional dalam menangani berbagai kasus "No Bootable Device".

Studi Kasus

Kasus 1: Laptop Mati Total Setelah Update Windows

Seorang pengguna laptop mengeluhkan laptopnya mati total setelah melakukan update Windows. Saat dinyalakan, muncul pesan "No Bootable Device". Setelah diperiksa, ternyata file boot loader Windows rusak akibat proses update yang gagal.

Solusi: Menggunakan Windows Installation Media untuk memperbaiki boot loader Windows. Setelah boot loader diperbaiki, laptop bisa boot* kembali dengan normal.

Pelajaran: Selalu pastikan koneksi internet stabil saat melakukan update Windows. Jangan matikan komputer secara paksa saat proses update* sedang berlangsung.

Kasus 2: PC Desktop Tidak Bisa Boot Setelah Terkena Petir

Seorang pengguna PC desktop mengeluhkan komputernya tidak bisa boot setelah terjadi sambaran petir di dekat rumahnya. Saat dinyalakan, muncul pesan "No Bootable Device". Setelah diperiksa, ternyata hard drive rusak akibat lonjakan listrik dari petir.

Solusi: Mengganti hard drive yang rusak dengan hard drive* baru. Menginstal ulang Windows.

Pelajaran: Gunakan surge protector* untuk melindungi komputer dari lonjakan listrik akibat petir.

Kesimpulan

Masalah "No Bootable Device" memang menjengkelkan, tapi seringkali bisa diatasi sendiri di rumah dengan mengikuti langkah-langkah yang sudah dijelaskan di artikel ini. Ingat, periksa urutan boot, kondisi hard drive/SSD, koneksi kabel, dan coba perbaiki boot loader Windows. Kalau semua cara sudah dicoba dan masalah masih muncul, jangan ragu untuk menghubungi teknisi profesional.

Penting untuk melakukan pemeliharaan preventif seperti backup data rutin, menjaga suhu komputer tetap stabil, dan menggunakan software anti-virus yang terpercaya. Dengan begitu, kamu bisa mengurangi risiko mengalami masalah "No Bootable Device" di masa depan. Sekarang giliranmu! Coba terapkan langkah-langkah di atas dan semoga komputer kamu bisa boot kembali dengan normal!

Last updated: 3/3/2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Memperbaiki Komputer blue screen

Bayangkan ini: Anda sedang mengerjakan tugas penting, tenggat waktu sudah dekat, dan tiba-tiba… layar komputer Anda berubah menjadi biru dengan pesan kesalahan yang menakutkan. Jantung Anda berdegup kencang, pekerjaan Anda terancam hilang, dan Anda bertanya-tanya apa yang terjadi. Rasa frustrasi, panik, dan tidak berdaya seringkali muncul ketika layar biru maut muncul. Proyek yang belum selesai, data yang terancam, dan pertanyaan yang tak terjawab menghantui pikiran. Situasi ini bisa sangat menjengkelkan dan mengganggu. Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan panduan langkah demi langkah tentang cara memperbaiki komputer yang mengalami Blue Screen of Death (BSOD) atau layar biru. Kami akan membahas penyebab umum, solusi praktis, dan tips pencegahan agar Anda dapat mengatasi masalah ini dengan percaya diri. Singkatnya, mari kita pelajari cara mengatasi masalah layar biru, penyebab umum seperti masalah driver atau perangkat keras, dan langkah-langkah p...

Jaringan Tidak Terdeteksi di Komputer: Apa Solusinya?

Pernahkah Anda merasa frustrasi saat ingin menyelesaikan pekerjaan penting di komputer, tetapi tiba-tiba jaringan internet menghilang begitu saja? Rasanya seperti dunia terhenti, semua koneksi terputus, dan Anda terdampar di pulau digital tanpa sinyal. Tenang, Anda tidak sendirian! Bayangkan sedang asyik bekerja, menonton film, atau bermain game online, lalu tiba-tiba muncul notifikasi " Tidak Ada Koneksi Internet". Deadline tugas menanti, episode terakhir serial kesukaan terhenti di tengah klimaks, dan skor game online Anda anjlok karena disconnect. Kejadian seperti ini tentu sangat menjengkelkan, bukan? Artikel ini akan membahas berbagai solusi untuk mengatasi masalah jaringan yang tidak terdeteksi di komputer Anda. Kami akan membahas langkah-langkah troubleshooting sederhana hingga solusi yang lebih kompleks, sehingga Anda dapat kembali online secepatnya dan melanjutkan aktivitas digital Anda tanpa gangguan. Jadi, jika komputer Anda tiba-tiba ti...

Panduan lengkap memperbaiki PC sering restart sendiri tanpa alasan

Panduan Lengkap: Atasi PC Sering Restart Sendiri Tanpa Alasan Kenali Penyebabnya, Solusi Tepat di Tangan Statistik industri mengungkapkan bahwa 20% pengguna PC mengalami masalah restart sendiri secara tiba-tiba. Panduan lengkap ini menyoroti penyebab umum, solusi praktis, dan best practice untuk mengatasi masalah yang mengganggu ini. Komponen Inti Penyebab PC Restart Sendiri 1. Masalah Perangkat Keras Komponen yang terlalu panas: Periksa suhu CPU, GPU, dan motherboard menggunakan perangkat lunak pemantau. Masalah catu daya: Pastikan catu daya cukup dan tidak rusak. RAM atau Motherboard Rusak: Uji RAM menggunakan alat diagnostik memori dan periksa motherboard untuk kondensator yang rusak. 2. Masalah Perangkat Lunak Driver yang Rusak atau Tidak Kompatibel: Perbarui driver perangkat ke versi terbaru. Malware: Jalankan pemindaian antivirus dan spyware untuk mendeteksi dan menghapus infeksi. File Sistem Rusak: Gunakan utilitas Pemeriksa Berkas ...